Upang Ranking 3 (3 Bintang)
Jumlah posting : 196 Lokasi (KOTA-PROV) : Bandung Registration date : 03.12.07
| Subyek: Idul Adha Mon Dec 17, 2007 11:46 am | |
| Lagi-lagi kita dibingungkan oleh adanya perbedaan hari raya,..
Majlis Qadha atau Dewan Pengadilan Tinggi Kerajaan Saudi Arabia mengeluarkan pernyataan tentang tanggal 1 Dzul Hijjah 1428 H jatuh pada hari Senin atau bertepatan dengan tanggal 10 Desember 2007.
Dengan demikian, hari Arafah akan jatuh pada tanggal 18 Desember 2007 (9 Dzul Hijjah) dan Idul Adha pada tanggal 19 Desember 2007 (10 Dzul Hijjah).
Ketetapan ini dikeluarkan setelah adanya kepastian terkait jatuhnya awal bulan Dzulhijjah pada malam hari Senin kemarin, yang dikeluarkan oleh Keterangan Dewan Pengadilan Tinggi yang juga menjadi Institusi Resmi Pemantau Hilal Dzul Hijjah di Saudi.
Disebutkan, "Dipastikan secara resmi dari Majlis Qadha A'la, bahwa masuknya bulan Dzul Hijjah 1428 H, adalah malam hari Senin bertepatan dengan tanggal 10 Desember, dengan sejumlah saksi yang dipercaya telah menyaksikan hilal. Dengan demikian, wuquf di Arafah jatuh pada hari Selasa 18 Desember 2007 dan Idul Adha Al-Mubarak jatuh pada 19 Desember 2007. "
Pengumuman itu dikeluarkan untuk seluruh kaum Muslimin, dengan iringan do'a agar Allah swt melimpahkan keberkahannya kepada umat Islam di manapun berada, mencabut semua penderitaan dan fitnah atas mereka, mempermudah para jamaah haji dalam menunaikan ibadahnya. Juga agar Allah swt mengampuni segala dosa yang dilakukan, menghimpun persatuan hati di antara kaum Muslimin dan memenangkan mereka dengan al-haq.
Perlu diketahui, tercatat 1, 2 juta haji telah sampai dari berbagai negara ikut melakukan ibadah haji di tanah haram. Diperkirakan jumlah ini akan terus bertambah hingga mencapai 1, 5 juta orang. (na-str/iol)
Sumber :http://www.eramuslim.com | |
|
Upang Ranking 3 (3 Bintang)
Jumlah posting : 196 Lokasi (KOTA-PROV) : Bandung Registration date : 03.12.07
| Subyek: Re: Idul Adha Wed Dec 19, 2007 4:07 pm | |
| Fw: Republika Ketetapan Pemerintah RI Idul Adha Seragam 20 Desember
JAKARTA – Selasa, 11 Des 2007 Dua ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhamadiyah, sepakat bahwa tanggal 1 Dzjulhijjah adalah hari kemarin (Senin, 10/12). Dengan demikian, Hari Raya Idul Adha 2007 atau 10 Zulhijjah 1428 Hijriyah jatuh pada Rabu (19/12) selepas maghrib dan shalat Ied atau pelaksanaan qurban digelar seragam pada Kamis (20/12). ''Insya Allah tahun ini tidak ada perbedaan (Idul Adha), tanggal 1 Dzulhijjah disepakati hari ini (kemarin, red), baik oleh NU maupun Muhammadiyah. Jadi untuk Idul Adha semua serentak di seluruh wilayah Indonesia,'' ungkap Menteri Agama, M Maftuh Basuni, menjawab wartawan sebelum terbang ke Arab Saudi selaku Amirul Hajj Indonesia di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang,Banten, Senin (10/12). Pemerintah Indonesia, lanjut Menag, juga menerima surat dari pemerintah Malaysia yang menginformasikan penentuan serupa untuk tanggal 1 dan 10 Dzulhijjah 1428 H itu. ''Malaysia dan kita sama,'' tegasnya. Bulan sudah naik Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Rosyad Sholeh, menjelaskan, dalam mengambil keputusan menentukan tanggal 1 Dzulhijjah, Majelis Tarjih melakukannya berdasarkan pertimbangan hisab seperti dalam penentuan tanggal 1 Ramadhan atau 1 Syawal. Metode hisab, mempunyai fungsi dan kedudukan sama dengan metode rukyat sebagai pedoman penetapan awal bulan qamariyah, serta melengkapinya dengan dalil-dalil syar'i dan dengan demikian rukyat tidak lebih diutamakan daripada hisab. Hasil perhitungan Majelis Tarjih MUhammadiyah, 1 Dzulhijjah 1428 H jatuh pada 10 Desember 2007. ''Semalam bulannya sudah naik,'' ungkap Rosyad, kemarin. Sementara Sekretaris Jenderal Pengurus Besar NU, Endang Turmudzi, menegaskan, organisasinya tidak resmi mengeluarkan pengumuman tentang 1 Dzulhijjah 1428 H. ''Tapi kita sama dengan pemerintah, Idul Adha-nya tidak beda.'' Ketua Umum Gerakan Umat Islam Indonesia (GUUI), Habib Abdurrahman Asseqaf, mengaku bersyukur karena para pimpinan ormas Islam menunjukkan sikap bijaksana seperti para pemimpin umat terdahulu. ''Seperti Buya Hamka dan lain-lain, sangat memperhatikan persatuan daripada perbedaan yang kurang prinsip. Coba kalau Idul Fitri dan Ramadhan seperti ini, kan enak kita juga,'' paparnya. Menurut dia, perbedaan penentuan awal bulan qamariyah sejatinya terletak pada perspektif ilmu pengetahuan yang menempatkan metode hisab dan rukyat pada posisi berlawanan. Padahal, bila ingin mencermati lebih jauh, hisab dan rukyat ibarat dua sisi mata uang yang saling berhubungan timbal balik. Artinya, tidak perlu dibandingkan mana yang paling baik dan paling benar. (Ade) | |
|