Ghye Saimima Ranking 2 (4 Bintang)
Jumlah posting : 223 Lokasi (KOTA-PROV) : Kebun Cengkih Ambon Registration date : 12.06.07
| Subyek: Bia (lola) Thu Jun 14, 2007 12:21 pm | |
| BIA (LOLA )Keong lola (Trochus niloticus) adalah jenis keong laut berukuran besar yang hidup di daerah terumbu karang di daerah pasang surut. Keong lola tersebar di kawasan Indo Pasifik dan merupakan salah satu komoditas perikanan yang nilainya terus mengalami peningkatan. Cangkang keong lola umumnya digunakan sebagai bahan dasar dalam industri pembuatan kancing baju, perhiasan dan cat pernis. Pengambilan keong lola secara intensif di Pulau Saparua menyebabkan populasinya terus berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kepadatan dan biomasa, struktur populasi, pola pertumbuhan individu keong lola, dinamika populasi, dan pola distribusi keong lola di Pulau Saparua, Kabupaten Maluku Tengah. Pencuplikan keong lola dilakukan di pantai bagian Timur dan Selatan Pulau Saparua di enam lokasi dengan menggunakan metode strip transek. Setiap strip transek berukuran panjang 100 m dengan lebar 2 m dan dibagi ke dalam 10 segmen berukuran 10 m x 2 m. Di setiap lokasi diletakkan tiga buah transek secara tegak lurus garis pantai mulai dari batas surut ke arah laut dengan jarak antara setiap transek adalah 100 m. Dari penelitian ini diperoleh bahwa, kepadatan dan biomasa lola adalah 620 ind/ha dan 4,15 ton/ha. Kepadatan dan biomasa keong lola tertinggi ditemukan di perairan desa Nolloth dan segmen transek yang berjarak 90-100 meter, sementara kepadatan dan biomasa terendah keong lola ditemukan di peraian laut dan segmen yang berjarak 10-20 meter dari batas surut. Sebaran distribusi frekuensi diameter cangkang menunjukkan bahwa populasi keong lola di Pulau Saparua sebagian besar terdiri dari kelompok individu berusia muda, dan berdasarkan jumlah puncak histogram, ditemukan bahwa populasi keong lola di Pulau Saparua tersusun atas tiga kelompok umur yang berbeda. Rasio jenis kelamin keong lola di Pulau Saparua adalah 1 : 1. Hubungan diameter dengan berat total digambarkan dalam persamaan W=0,233 L3,211. Secara histologis, gonad keong betina menunjukkan beberapa tahap perkembangan oosit, yaitu oosit muda, oosit yang sedang berkembang dan oosit matang. Pola pertumbuhan individu keong lola di Pulau Saparua digambarkan dalam persamaan L(t)=10,16 [1-exp (-0,653 (t-0.00137))]. Populasi keong lola di Pulau Saparua memiliki laju kelahiran sebesar 2,12 persen, laju kematian sebesar 0,88 persen, laju reproduksi bersih sebesar sebesar 226 individu betina anak dan waktu generasi sebesar 2,88 tahun. Daya dukung lingkungan dari populasi keong lola diestimasi berdasarkan kepadatan populasi maksimum yang dapat didukung dalam luasan satu hektar dan diperoleh bahwa daya dukung lingkungannya adalah sebesar 27.779 individu per hektar. Pola pertumbuhan populasi keong lola di Pulau Saparua diestimasi dengan persamaan Nt = 27.779/e4,232-1,884. Hasil produksi maksimum (“maximum sustained yield”) dari populasi keong lola di Pulau Saparua untuk diameter cangkang lebih dari 5 cm adalah sebesar 13.089 individu per hektar per tahun yang dapat dicapai setelah 2,18 tahun. Pertumbuhan populasi optimum terjadi pada saat kepadatan populasi sebesar 13.890 individu per hektar per tahun yang akan dicapai pada setelah 2,25 tahun. Pola distribusi keong lola cenderung mengelompok dan memiliki zonasi tertentu berdasarkan kedalaman dan jarak dari tepi pantai yang ditunjukan oleh persamaan y = -2,118 + 0,053x (r2 = 0,879). | |
|