Waalaikumsalam Ridwan Midiholli

Subyek: Waalaikumsalam Ridwan Midiholli Wed Jan 28, 2009 2:18 am

Waalaikumsalam Ridwan Midiholli

Maaf sudara buku itu, setauh beta sampai saat ini masih dalam rencana untuk diiterbitkan dan kepastian waktu untuk penerbitannya juga beta senga tauh secara pasti.

Tapi senagai Anak Negeri tentu katong samua menaruh harapan agar dalam proses peluncuran buku tersebut tidak mendapat kendala, artinya bisa berjalan sesuai dengan rencana.

Beta juga paleng penasaran deng isi buku yang dikarang oleh kating pung Abang Fahmi Salllatalohy ini, Tapi katong tahang-tahang hati jua, dengan doa muda-mudahan apa yang menjadi harapan dan keinginan seluruh anak-anak yang berdara siri sori untuk mengetahui sejarah sait perintah itu dapat terobati dengan adanya peluncuran buku tersebut

Sory Ridwan Midihollo
beta belum bisa kasi alamat tokonya soalnhya bukunya aja belum ada

Subyek: Re: Waalaikumsalam Ridwan Midiholli Wed Jan 28, 2009 8:17 am

Ass. wr. wb.

Tarima kasih for info yang sudah disampaikan. Paling tidak, rasa penasaran beta bisa teredam dengan info dari sudara Evol.

Kalu begitu, katong saling koordinasi saja via taidanno ini biar seng ketinggalan. Beta sangat teropsesi untuk memiliki buku ini. Mudah2an seng terlalu lama lagi buku ini sudah bisa dirilis.

Terima kasih for info sudara Evol dan untuk saling koordinasi.

Wassalam,
Poka, 28 januari '09

Ridwan M.

Subyek: Re: Waalaikumsalam Ridwan Midiholli Thu Jan 29, 2009 10:57 am

Semalam bt dapat SMS dari Bang Fahmi...
Katanya Insya Allah buku akan dicetak Bulan Maret....!!!!

Subyek: Re: Waalaikumsalam Ridwan Midiholli Thu Jan 29, 2009 6:26 pm

Assalamu Alaikum, Basudara samua

Dari awal, sejak beta melakukan proses pengumpulan data untuk rencana penulisan buku Sejarah Negeri dan Said Perintah, beta merasa seperti di "atas angin" alias hampir semua komponen masyarakat SSI mendukung. Tetapi katong harus menerima kenyataan bahwa seng samua orang SSI, ingin mengungkapkan sejarah Said Perintah ini dengan suatu kaidah ilmiah, mungkin mereka lebih cenderung menghendaki agar sejarah Said Perintah hanya dituturkan dari mulut ke mulut saja. Akibat proses yang demikian (dari mulut ke mulut itu) maka tidak heran ada sebagian orang merasa tertipu atau ditipu oleh penutur sejarah manapun, dengan istilah yang lebih terkenal dengan Mangke, Mangke, Mangke, (katanya....katanya....katanya...) dan seterusnya sampai mulut mereka sudah penuh tetapi mangke, mangke... berlangsung terus.

Menurut saya ini sebuah moment yang ingin kita capai dengan menutur, menulis sejarah dengan benar (walaupun nantinya buku ini banyak kelemahannnya). Tetapi mnimal kita sudah mulai, dan hasil yang diharapkan adalah MINIMAL ORANG AKAN RAGU, TENTANG SIAPA SEBENARNYA MESTER X YANG DINOBATKAN SEBAGAI PAHLAWAN SELAMA INI.
Pesan ini yang sering kali beta utarakan pada acara presentasi buku, di Masohi dan Ambon. Karena beta sangat yakin, bukan "DIA" sebenarnya yang menjadi pahlwan, dan beberapa point tentang buku ini sebenarnya, memposisikan DIA sebagai seorang yang diangkat tiba-tiba oleh sejarawan sebagai pahlawan, saudara-saudara yang masih bingung, mungkin akan harus memiliki buku ini, supaya samua bisa tarang.

di balik sifat "di atas angin" tadi, ternyata itu hanya terjadi, ketika beta memang tidak bertemu langsung dengan orang-orang yang beta anggap sebagai pemberi spirit. Saya memahami, bahwa semua orang punya keterbatasan, dan dengan dalih apapun masing-masing orang pasti tidak tau. Tetapi, ketika kita membicarakan kepentingan, dan harga diri Amanno, maka siapa yang terangkat kelak di kemudian hari? Bukankah kita semua. Jika saudara-saudara tidak memiliki sifat seperti ini, itupun saya sangat maklum, karena kita masih ditutupi oleh pemikiran SIAPA YANG MENULIS BUKU INI.

Saya tidak punya kepentingan apapun dengan orang-orang yang membicarakan kepentingan amanno hanya sebatas BIBIR YANG TEBAL, yang hanya mewujudkan kebenaran sejarah SAID PERINTAH lewat retorika WARUNG KOPI atau POJOK-POJOK MASJID tanpa batas waktu. Saya menulis dengan niat yang tulus, demi harga diri para leluhur saya dan saudara-saudara, jadi jangan KITA SOMBONG ketika SAID PERINTAH hanya dijadikan tumbal dalam sejarah.

Saya tidak bermaksud menggurui siapapun, atau menjadi provokator di sana sini, akibat SMS-SMS yang mengganggu kesenangan saudara, entah dengan istri, atau anak, mungkin juga pacar. Tetapi saya melihat ada kebutuhan mendasar yang harus kita pikul bersama. Di sini batas populariatas kita sedang di goyang untuk menemukan kebenaran sejarah Perang Pattimura.

Jika saudara-saudara tidak yakin bahwa para leluhur saudara-saudara terlibat secara penuh dalam Perang Pattimura, sebaiknya saudara-saudara MENUTUP SAJA LEMBARAN-LEMBARAN KEBERKAHAN, KESAKRALAN NEGERI yang di bangga-banggakan selama ini, tutup dan buang ke laut, atau berikan kepada seekor kucing, pasti menjadi rebutan tikus.

Kita memang sedang menghadapi keangkuhan sekumpulan "tikus-tikus" yang memutar sejarah bagaikan "Yoyo" (bukan istilah Megawati), oleh karena itu, ini saatnya kita melawan tikus-tikus yang merasa memiliki sejarah, sebagaimana mereka telah manipulasikan selama ini.

Tetapi, akhirnya saya juga bisa kecewa, karena beberapa pihak pernah menjanjikan untuk menanggulangi biaya penerbitan buku, sampai sekarang idealisme ini masih di hantui oleh "janji-janji", dan tidak mungkin saya yang menulis dan seterusnya menanggung biaya sendiri, karena ini buku negeri, jadi mungkin kita akan menunggu saja, sampai bulan Mei, jika buku ini tidak terbit, kendalanya pasti biaya. Dan tidak mungkin kita harus mengemis, demi mengusung kebenaran sejarah Said Perintah, biarlah waktu yang menentukan segala-galanya.

Wassalam

Subyek: Assalamualaikum Wr Wb Sat Feb 14, 2009 6:52 pm

Assalamualaikum Wr Wb

Impian Abang Fahmi Sallatalohy selaku penulis buku ini sungguh luar bisa, tidak ada kata lain selain keluarbiasaan kerana selama ini belum pernah tersirat secara ilmiah siapakah dia Said Perintah, dan dimana peranannya dalam sejarah. Selama ini anak-anak cucu yang berdarah Louhata hanya menerima dalil dari petuah dengan cerita “Mangke” tentang Said Perintah. Ini realitas.

Meksipun belum melihat isi buku itu, namun keinginan untuk mengores tulisan dalam karya tersebut, tentu akan membuka lembaran baru yang mengisahkan siapa, diamana, kapan, dan bagaimana peran Said Perintah dalam alur sejarah yang sebenarnya.

Kebenaran yang selama ini dipegang dan menjadi fatwah sejarah Pahlawan “X” faliditasnya belum tentu mutlak, Asumsi ini mungkin menjadi dasar bahwa kebenaran sejarah yang mutlak itu akan disebunyikan bila ada kepentingan dan kekuasaan dari para peramu sejarah.

Beberapa tokoh Siri Sori Islam yang ditemui mengaku peluncuran buku tersebut sebenarnya berniali positif tapi ada juga yang pesimis. Kelompok yang optimis “mendukung” rata-rata adalah mahasiswa, pemuda dan sebagaian orang tua-tua yang tidak memiliki kepentingan dan jabatan structural dan mereka yang “pesimis” adalah berada di kelompok sebaliknya

Namun sebagian besar mendukung, memang tidak ada penilitan tentang presentase namun dukungan ini terlihat langsung dari sesi pembicaraan lepas baik oleh kelompk mahasiswa pemuda maupun orang tua tua,

Maaf Abang Fahmi, kalau soal latar belakang penulis, yang abang singgung diatas beta belum pernah temui. Kelompok pesimis hanya menghawatirkan karir abang sebagai penulis di dunia pendidikan, mungkin karena abang dinilai sebagai seorang tokoh mudah yang harus disiapkan “ Beta takut kalu Fahmi itu nanti dilaporkan ke Polisi jika buku itu terbit” tutur salah seorang petuah yang enggan namanya disebutkan.

Sebagai anak negeri yang berdara Luohata, beta termasuk dengan teman-teman yang duduk di Pengurus IPPMASSI, spontan memberikan dukungan positif terhadap penulisan ilmiah tentang Said Perintah.
Karena pengakuan sejarah yang sebenarnya bukan hanya terucap lewat bibir “MANGKE, MANGKE dan MANGKE” Seolah cerita dongeng, Kita tentu berharap dan membutuhkan faliditas yang melebih kata “MANGKE” dari sejarah Said Parintah.
Semoga usaha dan ketulusan niat abang Fahmi Sallatalohy akan mendapat pentujuk dan diridoi oleh Allah SWT.

Subyek: Re: Waalaikumsalam Ridwan Midiholli Tue Feb 17, 2009 9:52 pm

SEORANG PENULIS AKAN DILAPORKAN KE POLISI, DAN MASUK PENJARA????

Beta senang ada orang yang intens dengan problematika kampung. Terlepas dari apapun resiko yang beta hadapi nanti dengan buku ini, merupakan tanggung jawab moral beta sebagai penulis, kali ini beta menulis buku yang ke enam, baru pernah beta dengar "ada orang yang takut, kalau beta di laporkan ke Polisi jika buku itu terbit. Statemen ini perlu beta tanggapi dengan beberapa point dolo:

1. Dari moril penulis, sebenarnya beta tidak mau bersusah payah seperti kamareng, presentase di sana sini, buang-buang biaya, buang waktu, mengapa beta zeng langsung cetak biar 100 buah saja? supaya beta juga tahu diri bahwa apa yang beta tulis adalah kreativitas seorang penulis, yang tidak perlu dengan orang-orang disamping beta?karena ini adalah profesi penulis? Semua itu beta lakukan karena ada norma-norma dari negeri yang beta pegang dalam rangka kebersamaan, kepemilikan, dan tanggung jawab sejarah.

2. sekali lagi, beta kaget, mungkin juga takut, ha ha ha ha ha ha. Masalahnya adalah, apakah sang pelapor punya dasar hukum sehingga dapat melapor penulis.Apakah sang pelapor punya alibi yang kuat, yang menjustifikasi beta bahwa buku ini bernada fitnah dan adudomba? sepanjang pengetahuan beta, tidak ada di dunia ini orang di laporkan ke polisi gara-gara tulis buku (kecuali Salman Rusdi, yang difatwa mati oleh pemerintah Iran karena menghujat Nabi, Salman dengan beta tentunya konteks berbeda Bung). Apakah buku yang beta tulis untuk membongkar kebohongan sejarawan dan mitos tentang mister X lalu beta dianggap memfitnah? memfitnah sekalipun tidak punya korelasi dengan pihak manapun, kecuali mereka bisa membuat buku untuk mengcounter atau menggugurkan ide-ide beta.

Buku ini, samahalnya dengan beta berupaya menggugurkan pandangan sejarawan yang dianggap benar seratus persen. Menulis, bagi seorang dosen adalah kebutuhan yang vital. Jika yang melapor beta nanti adalah Dosen, maka beta yakin itu dosen yang paling goblok di dunia ini.

Kalau yang melapor beta, adalah tukang becak, maka beta yakin, tukang becak zeng nyambung saja. Jika yang melapor beta adalah "kelompok kepentingan" jelas sudah terbaca sejak awal, bahwa mereka yang berkoalisi dengan kelompok-kelompok tertentu untuk menjual identitas negeri untuk kepentingan apapun katong zeng pernah tau, karena dong jua zeng pernah carita for katong.

Kalau yang lapor beta, adalah polisi sendiri, beta yakin itu tidak mungkin karena nantinya katong dua sama-sama berhadapan di polisi-polisi yang laeng.

Kalau yang lapor beta adalah orang yang syirik, semoga allah menjadikan kesyirikannya itu untuk menutup kebodohannya terhadap cita-cita para leluhur agar setiap saat mereka ingin dimuliakan dengan pengetahuan anak cucunya.

Kalau yang lapor beta itu, beta punya kaka, maka memang tanda-tanda kiamat. Karena seorang kakak begitu tololnya mempermalukan diri di depan poliisi gara-gara adiknya menulis buku.

3. Tentunya beta zeng bisa tebak sapa yang su mulai mau biking niat jahat kaya bagitu. Apakah orang itu zeng sadar? entah dia marga apa lai, tentunya ke Sissodiddo-annya perlu dipertanyakan. dan mungkin dia inilah yang kurang baca buku, oleh karena itu dia zeng tahu bahwa penulis itu adalah orang yang bebas dengan masalah argumentasi.

4.Memang betul, di Indonesia ada buku juga yang di breidel, tetapi itu hanya dalam sisi pasar, tapi tidak ada penulis yang dilaporkan ke polisi.

Ini buku beta yang keenam.
Buku pertama tentang Nasionalisme Kaum Pinggiran.
Buku yang kedua: Syndrom Lemming FKM/RMS.
Buku ketiga: Bakanor: Agama, Budaya, RMS dan Nasionalisme.
Buku keempat: 19 Januari 99, Kisah Lelaki Berjubah, dalam Konflik Ambon
Buku kelima: Etnis Terlarang.
Buku ke enam: Said Perintah.................................Dalam Perang Pattimura. (makanya yang mau lapor itu, baca buku banya-banya, beli saja zeng, apalai baca).

Buku kedua dan ketiga adalah yang paling kontroversial, mengapa kemudian zeng ada orang yang lapor beta ke polisi? atau mungkin dong jua zeng pernah baca? wallahu'alam bissawab, semoga Allah menjauhakan mereka dari perasaan malas baca. Tetapi ada juga orang Sirisori yang mengatakan bahwa beta masuk dalam lingkaran konspirasi RMS. Dasar goblok.

5. Kalau yang lapor beta orang banya, berarti beta su tau, itu adalah orang-orang yang sejak awal ingin.....lai, tapi???. Beta tetap menganggap mereka adalah orang-orang yang tidak punya kepedulian dengan sejarah negeri. Kenapa yang dipermasalahkan hanya satu buku? biking buku banya-banya supaya orang tahu, masyarakat negeri SSI orangnya pintar, cerdas-cerdas. Kelompok ini hanya punya Semangat Warung kopi, dengan metode mangke-mangke.

Kalau niat awalnya sudah seperti itu, maka beta siap menghadapi segala konsekuensi yang beta tulis. Mr X bukanlah Nabi, karena beta menulis dia, lalu beta berdosa. Dia hanya manusia biasa, yang tidak jelas asal usulnya. Kenapa beta yang tulis saudara-saudara seperti cacing kanal kapur.

Tetapi dengan buku ini, beta juga harus bangga, walaupun ada kelemahannya, beta sudah berhasil memecahkan misteri dalam perang X.
Tunggu saja, mau dukung ka zeng, lebe bae sandiri jua kaapa, supaya jang banya fitnah, balong apa-apa lai, su paparipi, par balapor. Zeng ada karja.
Kasiang nyong e, kapan kampung mau maju, tinggal for baku gepe tarus niiih. Orang su tarbang ka langit, su bale laii, katong balong bakira. Baru sejarah Said Perintah saja su takajo.

Ade tolong bilang dia nama jua, beta akang kenang dia sebagai PAHLAWAN. deng nanti bilang dia, tolong bali koran Ambon Ekrpess, agar dia baca deng tau lain, bagaimana mister X beta su obrak abrik dia secara terbuka, lalu kapan beta dilaporkan ke polisi??? enjoy aza bung, jang talalu pikir resiko yang penting maju dolo.

mengapa harus takut, kalau orang laeng tulis sejarah yang salah kenapa seng ada niat untuk lapor ke polisi karena itu salah?
mengapa orang laeng yang manipulasi data sejarah kamong hanya diam? nau nauloooo? pecundang, pengecut, bisa juga peng.....................hhhhhh.???? seperti mester X yang beta tulis dalam buku kaapa?......

Salam jua

[/size]

Subyek: MESKI PUN BELUM MENELUSURI Wed Feb 18, 2009 12:58 am

Assalamualikum
Maaf Abang Fahmi, Baru Singgah Di Taidan’no ni

“MESKI PUN BELUM MENELUSURI ISI BUKI INI, TAPI DALAM BUKU INI TENTU MENGISAHKAN TENTANG ANAK NEGERI, DITULIS OLEH ANAK NEGERI, DAN UNTUK ANAK CUCU NEGERI SIRI SORI ISLAM”

Dari uraian diatas, ade pikir ada beberapa poin yang menjadi pertimbangan sehingga kelompok pesimis cederung berpikir sangat sensitive :

1. Perbedaan tingkat Pemahaman
Latar belakang yang berbeda, baik dari sisi sosial terutama tingkat pendidikan cederung membuat perbedaan asumsi yang sangat mendasar dalam menyikapi setiap persoalan.

2. Kompetensi
Kapasitas menyikapi diluar porsi akan melahirkan milti tafsir terhadap satu masalah. Artinya kalau abang beca ngomong soal cara memasak Bakso tentu sangat tidak masuk akal, karena yang pantas untuk mengomentari hal itu adalah abang bakso bukan tukang becak. he he he he.

3. Tendensi.
Kepentingan kadang membuat orang mencari titik aman apapu caranya akan ditempuh untuk mencapai target, termasuk ambisi dalam dunia eksekutif maupun legelsatif. Mereka tidak mau terusik dengan kehadiran sesuatu yang dinilai akan menganggu target-target yang akan dicapai.

Namun masalah tersebut dimaknai kerena ketidak pahaman, yang membuat mereka bisa berasumsi “LAPORAN”,
Perlu dijelaskan yang ade tulis sebelumnya itu, yang dimaksud dengan Laporan bukan berasal dari internal basudara di Yama Louhata. Tapi anak negeri yang menilai kalau orang luar yang akan membuat Laporan ke pihak berwajib.

Buku ini tentu akan mengangkat jati diri seorang SAID PERINTAH yang sengaja dihayutkan dalam sejarah. Ini tanggung jawab seluruh anak cucu negeri Louhatta. untuk mengawal deripayah dalam proses peluncuran buku ini.Wadah Raksasa IKASSI yang mengakomodir kepentingan anak negeri Louhatta harus meresponi karya ilmiah anak negeri yang SPECTA.

Jika IKASSI tidak meresponi Peluncuran Buku ini maka seluruh pengurus Wadah tersebut secara vertical pengecut, ini merupakan kritikan karena kekhawatiran anak cucu dimasa mendatang lupa atau malah buta dengan sejarah.

Sekalai lagi beta Cuma mau bilang kalau Buku ini Berasal dari Anak Negeri, Ditulis oleh Anak Negeri, dan Untuk Anak Cucu Negeri Siri Sori Islam.

Abang Soal Nama Nanti Ade SMS Jua ----

Subyek: Re: Waalaikumsalam Ridwan Midiholli Wed Feb 18, 2009 8:41 am

Assalamualaikum,

Beta memang senk tahu banyak tentang perdebatan ini. Beta hanya bisa menganalisa dari tanggapan abang Fahmi yang emosional, bahwa ada persoalan personal antara abang Fami sebagai penulis dengan basudarao laen yang merasa terancam dengan penulisan buku itu.

Bagi si-Pengecut yang merasa terancam dengan penulisan buku itu, beta kira senk usah talalu pusing kaapa. Karena si-Penulis sendiri sudah siap menghadapi risiko apapun yang mungkin timbul sebagai akibat dari penulisan ini. Sebenarnya, yang diperlukan oleh si-Penulis dari si-Pengecut hanyalah dukungan moral. Paleng senk, semacam ada rasa suka cita, bagitu. Semua itu tentunya agar penulisan buku itu menjadi sesuatu yang momentum. Dan bukan sekedar carita batu-badaong saja.

Bagi si-Penulis, beta pikir tanggapan di atas su cukup for menggugah hati si-Pengecut. Saran beta, seng usah hanyut dengan perasaan emosial yang muncul akibat ulah si-Pengecut dan rekan2nya. Secara pribadi, beta selalu yakin, bahwa hikmah dibalik sesuatu tujuan baik yang terintimidasi itu selalu ada. Dan Allah jualah mengatur akang. Untuk itu, jang talalu emosi abang, inga-inga hati jua.

Pada akhirnya, beta mau kasi saran sadikit sa. For si_Pengecut dan si_Penulis agar tidak hanyut dalam emosi, karena hal itu akan menyebak katong dalam keterpurukan. Dan hal ini merupakan "buah" yang diinginkan pihak lain, terutama si-Musuh.

Maaf for abang-abang karena beta su talalu lancang for menggurui kamorang.

Sakali lai, mohon maaf.

Wassalam.

Ridwan M.

Subyek: Re: Waalaikumsalam Ridwan Midiholli Wed Feb 18, 2009 12:37 pm

Assala mualaikum
Ade dua yang beta salut......!

Dari sejak awal, beta pernah carita dengan satu basudara di Masohi tentang hal ini, walaupun belum terbukti, tapi su ada sinyal, su ada tanda. Jadi beta zeng bisa diam saja, terhadap isu itu, perlu ditanggapi agar menjadi bukti bahwa memang katong dihantam oleh pihak internal, eksternal balong lai. Fitnah, provokasi, itu hal biasa dalam kehidupan. Tetapi yang jadi masalah MANGAPA KATONG YANG MULAI AKANG KAMUKA?

Orang-orang inilah yang menurut beta selalu membenarkan penulisan sejarah amanno yang salah. Jangan heran kalau pihak lain memposisikan sejarah negeri "DI BAWA HARGA", dorang bisa lawan katong, karena katong zang ada dasar sejarah yang kuat.

Dorang bilang katong pung tete nene moyang ada yang pindah Agama saja katong diam. zeng pernah katong bantah dong secara terbuka. Dorang tulis SP sama dengan MK (Wai'i hade) saja katong diam, diam, diam tarus.
Bagaimana mungkin para leluhur katong yang heroik dan karismatik bisa di samakan dengan orang lain? Hanya for proyek satu dua rupiah lalu biking katong buta. Di mana harga negeri yang katanya punya karamah?

Dan mudah-mudahan kalau buku ini terbit, harus ada orang yang lapor beta, supaya katong bisa tahu sejauh mana kemampuan orang SSI bisa bersama dalam situasi-situasi yang sulit.

Nur Tawainella, yang kasih kata pengantar for buku ini saja, zeng pernah taku, malah dia goyang-goyang kapala. Jadi sudah jua, jang kas panjang lai, nanti zeng enak.

Thanks atas masukannya ade Wan, beta zeng ada masalah dengan sapapun, semoga katong yang masih muda ini, jang kaya yang laeng.

Subyek: Re: Waalaikumsalam Ridwan Midiholli Wed Feb 18, 2009 2:04 pm

Assalamu'alaikum abang......

Beta jua baru dengar kalo dar katong sissodiddo sandiri ada yang kontra. tapi, beta cuma mau bilang kalo katong samua mendukung apa yang abang buat. manfaatnya jua par katong samua to...., abang kan su lia waktu diskusi dengan IKASSI & IPPMASSI Ambon di galunggung itu, samua mendukung apa yang abang lakukan.

viva sissodiddo

Subyek: Re: Waalaikumsalam Ridwan Midiholli Thu Feb 26, 2009 8:54 pm

Tentang Buku ini...beta berpendapat....
Katong cuma punya dua pilihan...:

..SEKARANG ATAU TIDAK SAMA SEKALI..

Silahkan katong samua memilih....

» SURAT BUAT BUNG RIDWAN