Evol Saimima Ranking 3 (3 Bintang)
Jumlah posting : 189 Age : 41 Lokasi (KOTA-PROV) : Ambon-Maluku Registration date : 27.12.08
| Subyek: Saat Mama Terjun ke Jalan Wed Mar 25, 2009 3:02 pm | |
| Saat Mama Terjun ke Jalan
Letih sudah wajah Hartati (51), keringat yang membungkus kulitnya menggambarkan betapa berat beban hidup yang harus dipikul, Malam semakin larut Hartati memilih tetap berdiri di sudut Terminal Mardika Ambon, meski upah kerja yang sering dikantongi tidak mencukupi untuk mengasapi dapur dan menopang biaya sekolah ketiga anaknya.
Yati sapaan akrab Hartati merupakan salah satu wanita berdara Bau-Bau Sulawesi Tengara (Sultra) yang kini berdiam bersama sanak kerabatnya di Desa Batumera, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon. Menumpuknya kebutuhan hidup mendesak Yati bersama puluhan wanita lainya di kota ini, terpaksa harus terjun ke jalan melakoni profesi sebagai tukang sapu jalanan.
Inilah garis hidup, paska konfik horizontal mendera kota ini 1999 lalu, meski profesi ini sering dipandang sebelah mata. Namun tidak menutupi asa ibu-ibu ini untuk melakoninya ,” Ya kalu malu terus seng kerja kaya begini, lalu anak-anak di rumah mau makan apa” keluh Yati saat di Temui Radar Ambon, di Terminal Mardika, Kamis malam 5 Maret, kemarin.
Sekitar pukul 22.00 WIT , satu per satu angkutan kota (angkot) mulai meninggalkan terminal, Saat sepih merupakan waktu yang dinanti-nantikan puluhan ibu pekerja keras di terminal itu, untuk mulai beraktifitas,” Biasanya kita mulai kerja itu saat mobil tidak ada dalam terminal,” cetus Yati.
Sabang hari Yati menghabiskan waktu di dalam terminal itu, selepas menyajikan makan malam bagi keluarga, biasanya dia lalu bergegas turun ke jalan bersama beberapa wanita lainya, meningalkan ketiga bua hantinya di rumah.
“Sret…. sret…..sret” bunyi sapu lidi lantang terdengar disaat mereka berkerja. Sampah yang membumbung kawasan terminal, menjadi sasaran empuk sapu lidi yang diayunkan Yati. Jemari tangannya tak pernah lepas memegang erat sapu lidi yang telah ditenteng dari rumah.
Potert dibalik cermin yang terpancar dalam diri Yati adalah desakan kebutuhan hidup, Ketiga anaknya, Erna (16), Jul (12) dan Emang (7) yang kini masih mengeyam sekolah di bangku pendidikan. Semangat untuk menyekolahkan ketiga buah ahatinya mendesa Yati harus turun ke jalan setiap malam,” Ia yong, memang susah tapi seng mau lia anak-anak nanti putus sekolah,” keluh yati. Setibanya dititempat dimana Yati menyambung hidup, janda yang telah ditinglkan sang suami itu lalu mengeluarkan sapu ladi dari karung plastik yang ditentengnya. Seluruh sampah yang menyebar dikawasan terminal B Mardika Ambon diangkat dengan telapak tanggan dan di kumpulkan disalah satu sudut terminal itu.
Waktu tersita selama dua sampai tiga jam dihabiskan para ibu untuk menyelesaikan pekerjaan menyapu bersih jalan di kawasan itu. Beberapa saat berlalu mobil sampah milik Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon tiba untuk mengangkut sampah yang telah dikumpulkan puluhan wanita pekerja malam di Teminal itu. Usai menjalani tugas sebagai pembersih jalan, para ibu ini kemudian bergegas bersama-sama meningalkan tempat itu, kembali ke rumah masing-masing. | |
|