Dari Silaturahmi Sejarawan Nasional di Kampus Unpatti
Mendulang Sejarah Dibangku Kuliah
Sejarah itu ada saat kita bertanya. Pertanyaan itu bisa muncul jika kita memiliki pengetahuan. Dan pengetahuan itu, akan terbentuk jika kita mau belajar dari sejarah
Catatan : Abdullah Saimima
TIGA kalimat kutipan bermakna filosofis ini lentang disuarakan tokoh Sejarawan Nasional, Prof Dr Taufik Abdullah, disela diskusi terbatas dalam silaturahmi masyarakat sejarawan Indonesia pusat bersama para dosen dan mahasiswa Program Studi pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Selasa 19 Mei.
Dihadapan ratusan mahasiswa yang menghadiri kegiatan itu, Mantan Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 2000-2002, ini menyerukan arti pentingnya kesadaran anak bangsa untuk mengeluti sejarah, sebagai bagian untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
"Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang mengenal dekat sejarahnya," tutur Taufik.
Lelaki kelahiran Bukit Tinggi, Sumatera Barat, 3 Januari 1936 ini mengajak mahasiswa di kampus nomor satu di Maluku itu, untuk terus mengguluti dan mendulang sejarah, sebab fungsi utama dari sejarah adalah belajar untuk mencerdaskan bangsa.
"Jangan pernah menyesal untuk mempelajari sejarah, karena fungsi utama dari proses ini adalah mencerdaskan kehidupan anak-anak bangsa," ajak Taufik.
Menurutnya, keterpurukan yang melilit Indonesia disebabkan seluruh elemen di negeri ini tidak mengenal lebih dekat tetang sejarah di Indonesia. Kondisi ini juga dipengaruhi minimnya pengetahuan tentang Undang-Undang Dasar 1945 seperti yang tersirat dalam 5 alenia.
Penulis Buku Ilmu Sosial Terbaik 1987 dari yayasan Buku Utama (1989) ini menilai, ada 5 aspek yang mempengaruhi minimnya pengetahuan dan masyarakat terkait Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana tersirat.
Diantaranya salah satu bentuk yang mendasar pada keyakinan, kedua masyarakat kurang memahami untuk apa Negera Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terbentuk. Ketiga Landasan negara tentang Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Mempelajari sejarah semasa berada di bangku kuliah sangat penting bagi setiap mahasiswa yang menekuni Prodi Sejara di Unpatti, karena sejarah merupakan hasil olahan masa lalu. Segala peristiwa di masa lalu sangat luas untuk dipelajari mahasiswa.
"Kapan masa lalu itu bermula, dan berakhir, sejarah akan bermula saat ada pertanyaan dan sejarah ada batasannya," jelas lelaki yang pernah diberi gelar Bintang Satya Lencana 30 Tahun (1995).
Ditempat yang sama, Sejarawan Nasional, Prof DR Hj Nina Herlina Lubis Msi, juga mengajak mahasiswa Unpatti untuk terus menekuni sejara sebagai disipilin ilmu untuk mengukir masa depan.
Menurutnya antusias masyarakat Maluku dalam mempelajari sejarah cukup positif. Ini bisa dibuktikan dengan jumlah mahasiswa yang saat ini mengguluti pendidikan Sejarah di Unpatti. Nina terkesan melihat antusias mahasiswa belajar tentang sajarah, bila dibandingan dengan daerah lain, secara nominal jumlah mahasiswa prodi sejarah di Unpatti terblilang cukup banyak.
"Bayangkan di kampus-kampus lain misalnya hanya dua orang mahasiswa yang terdaftar di Prodi Sejarah, dan Unpatti memiliki potensi untuk mengembangkan prodi sejarah sebagai pelapis untuk mencerdaskan kehisupan anak-anak bangsa," tutur dia.
Wanita yang baru pertam kali mengunjungi Maluku menyatakan provinsi seribu pulau ini memiliki aspek sejarah yang cukup berpotensi untuk dikembangkan.
Nina menawarkan agar FKIP Unpatti dapat membuat program berupa pengembangan wisata sejarah di Maluku. Seluruh mahasiswa mesti memiliki inspirasi menggali potensi wisata dan budaya yang kental dengan nilai-nilai sejarah dan ini terus dikembangkan.
"Daerah ini memiliki sumber sajarah yang berpotrensi untuk dikembangkan sebagai aset wisata di Maluku," jelas dia.
Kehadiran kedua Sejarawan Nasional ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan seminar nasional yang mengangkat tema kesadaran sejarah dalam perspektif pendidikan untuk integritas bangsa yang digelar dalam rangka menyambut Hari Pendidikan Nasional, Hari Pattimura dan Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada 20 Mei.
Kegiatan silaturahmi yang digelar di Aula PGSD Unpatti ini dihadiri Pembantu Dekan (PD) III FKIP Unpatti, Meril Pelamonia dan Ketua Prodi Sejarah FKIP Unpatti Beti. D.S Hetharion dan para staf pengajar di lingkungan Akadamika Unpatti Ambon.
Usai bertatap muka dengan sivitas akademika kedua Sejarawan ini mengagendakan untuk mengungjungi Benteng Amesterdam yang berada di Desa Hilla, Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) (*) Maluku Milik Aspek Sejarah yang Berpotensi