Mandi Sekolam Bersama Belut “Air Raja”
PULAU AMBON dikenal sebagai pulau seratus pantai. Bukan sekedar nama, tapi pulau dengan luas daratan 584 km˛ ini terdapat banyak objek wisata pantai yang menawarkan keindahan alam dengan pasir putihnya. Meski iklim kadang terik, namun duduk di bawah pohon rindang, diterpa angin sepoi-sepoi, menciptakan hawa sejuk yang sanggup meredupkan rasa penat dan stres.
Dengan mobil dari pusat kota Ambon menuju arah timur 24 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 45 menit, mata kita akan dibuai oleh hijaunya pepohonan dan laut biru yang membentang hampir paruh perjalanan. Sampai di Desa Tulehu Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah, salah satu objek wisata yang bisa dikunjungi adalah kolam permandian alami yang oleh masyarakat setempat dinamai Wai Latu atau Wailatu.
Uniknya, teman mandi di kolam dengan ukuran sekitar panjang 80 meter dan lebar 30 meter itu, selain dengan manusia, belasan belut berukuran betis manusia dewasa dengan panjang lebih dari satu meter terlihat jelas di air yang jernih. Tidak perlu risih apalagi takut, belut-belut ini tidak akan menggigit orang yang mandi bersamanya. Belut-belut berukuran besar itu bagai sahabat manusia. Beberapa bocah dari penduduk setempat bahkan sering menyuapi makanan langsung ke mulutnya.
Bermodalkan daging ikan segar, belut-belut itu dipanggil setelah mencium bau anyir darah ikan yang dipercikan di atas permukaan air. Ikan segar pun disambar dan dilahapnya habis. Sesekali belut-belut itu saling berebutan makanan. Sumber air kolam permandian Wailatu berasal dari aliran sungai Wailatu yang artinya “Air Raja” karena Wai dalam bahasa setempat berarti Air dan Latu artinya Raja. Lokasinya berada di tengah-tengah pemukiman penduduk Tulehu dengan panjang sungai Wailatu hanya 1,5 kilometer dan tidak pernah kering meski musim kemarau tiba.
Dari pagi hingga malam pasti ada saja warga setempat yang mandi di kolam permandian ini. Lepas dari tempat permandian umum Wailatu, aliran sungai menuju muara dipakai kaum perempuan desa setempat untuk aktifitas mencuci. Di lokasi inipun para perempuan seakan akrab dengan belut yang ada di muara sungai karena saat mencuci puluhan belut-belut itu bermain bebas diantara kaki mereka. (blasteran elhau)