Si Dungu menyangka
cinta adalah sama
selamanya
konstan belaka
Itu sabda roman picisan dan titahnya
Si Dungu enggan memahami
segala di hati berfluktuasi
datang, pergi
menurun, mendaki
tiada, ada
Iman, benci, murka pun cinta
Kawan berubah lawan
sejalan laju zaman
Kebencian jadi kerinduan
seiring putaran bulan
Cinta sama dengan benci
sisi relativitas ketakstabilan abadi
Tapi… inilah seni