Meraih lima kemenangan tanpa kehilangan satu poin dan mencetak 16 gol dalam lima laga awal, Argentina ke final Copa America sebagai favorit menghadapi musuh besarnya di kawasan Amerika Latin, Brasil, Minggu (15/7). Argentina menyingkirkan Meksiko, dan Brasil mengalahkan Uruguay di semifinal.
Penampilan mengesankan dari Argentina sejak tiga partai penyisihan grup, satu partai perempat final, dan satu semifinal membuat mereka sangat pantas menjadi unggulan merebut gelar ke-15 kalinya Copa America. Permainan Argentina sangat impresif, dan nyaris tanpa cacat.
Namun, lawan mereka di partai puncak nanti adalah Brasil, tim yang sama yang tiga tahun lalu di Peru menjadi pemenang lewat adu penalti. Saat itu Argentina juga menjadi tim unggulan, tetapi mereka ditahan Brasil 2-2 di 90 menit, dan akhirnya menyerah kalah di adu penalti.
"Semoga kami tidak lagi mengalami pengalaman buruk seperti tiga tahun lalu. Saat ini kami lebih percaya diri dan tangguh," kata pemain belakang Argentina, Javier Zaneti, yang telah 110 kali membela tim "Tango" dan tiga tahun lalu ikut menderita kekalahan di tangan Brasil.
Argentina dan Brasil kali ini tampil dengan dua gaya berbeda. Argentina lebih memilih bermain cantik, tetapi tidak melupakan kemampuan menyerang untuk mencetak gol.
Juan Sebastian Veron dan Juan Roman Riquelme adalah dua aktor utama Argentina dalam membangun serangan lewat permainan cantik.
Di depan, Lionel Messi dan Carlos Tevez atau Diego Milito adalah gladiator pembunuh yang siap menyelesaikan setiap bola umpan matang dari Veron dan Riquelme.
Esteban Cambiasso dan Javier Mascherano, dua figur yang mendampingi Veron dan Riquelme dari tengah, juga ikut menjadi pengadil bagi gawang lawan dari lini kedua. Pemain pengganti Pablo Aimar tidak ketinggalan sering ikut berpesta gol. Pelatih Alfio Basile sering memainkan Aimar di babak kedua menggantikan Veron atau Riquelme.
Saat melawan Meksiko, Argentina terlihat tidak berdaya selama 20 menit pertama. Namun, setelah itu, secara perlahan tetapi pasti, lewat kreasi Veron dan Riquelme, Argentina bangkit lewat permainan bola-bola pendek yang cepat. Mendapat kesempatan kecil pun, Argentina bisa memanfaatkannya untuk mengambil keuntungan.