Penggalan Catatan di Tepi Pantai Siri Sori Islam
Cerita masa lalu menjadi catatan yang sulit terkisis sepanjang jalan. Menelusuri lorong
ditengah masa lalu menjadi catatan menis saat direnungkan. Buah yang dipetik dari masa
lalu itu tidak akan pernah habis termakan sejarah. Melukiskan pengaman bernilai yang
dipetik saat menikmati masa kecil di Siri Sori Islam, akan menuntut anak-anak berdara
Louhata untuk tetap setia dan cinta tana kelahirannya.
Bocah-Bocah Berjuba Telanjang
Setiap sore di pesisir pantai Salaiku sering menjadi tempat berkumpul puluhan anak-anak
di Negeri Louhataa untuk melepas keceraiaan bermain diatas pasir putih yang terbentang
luas di negeri ini.
Setelah letih bermain, satu per satu mulai melepas pakayain yang dikenakan, mereka tidak
pernah mengenal malu meski pun badan mereka terlihat bugil atau telanjang. Itulah salah
satu warna hidup yang terlihat dari aktifitas anak-anak di negeri Siri Sori Islam. Seyum
yang terpancar dari wajah bocah-bocah itu hanya bisa ditatap oleh gulungan ombang di
tepi pantai Salaiku (**)
Bergulat Dengan Gelombang
Masih ingat dengan pantai Manuhua, Bila berdiri di Jembatan Jodoh, tepat di kawasan
Tanjong , Akan terlihat jelas luasnya pantai yang menjadi pintu masuk ke negeri Louhata
ini.
Saat musim timur tiba, anak-anak di Negeri Lohatta, sering memanfaatkan pantai ini
untuk berenang bersama-sama selepas sekolah. Tingginya ombak yang menerjal di
Kawasan pantai ini, bukan merupakan hambatan bagi para bocah untuk turun ke laut.
Bahakn mereka sering bertarung melawan ombak dengan mengunakan papan selancar yang terbuat dari gaba-gaba untuk membela ombak.
Bergulat dengan ombak bagi anak-anak dianggap permaian untuk mengukur siapa yang
lebih jauh dilancari ombak akan keluar sebagai juara saat mereka berenag di tepi pantai
Manuhua. (**)