blasteran elhau Ranking 6 (0 Bintang)
Jumlah posting : 31 Age : 43 Lokasi (KOTA-PROV) : Ambon-Maluku Registration date : 19.06.07
| Subyek: Ke Ambon, Presiden Yudhoyono Disambut Demo dan Hujan Fri Jun 29, 2007 7:37 pm | |
| Ke Ambon, Presiden Yudhoyono Disambut Demo dan Hujan
Sedikitnya 50 aktivis lingkungan menyambut kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Ambon dengan berunjuk rasa, Kamis (28/6). Selain di sambut unjuk rasa, cuaca buruk akibat hujan menyebabkan genangan air hampir selutut orang dewasa terjadi di sejumlah ruas jalan yang dilalui Yudhoyono beserta rombongan. Di beberapa lokasi terjadi pula pohon tumbang dan longsor di sisi jalan raya yang dilalui orang nomor satu di republik ini.
Presiden Yudhoyono yang didampingi Ibu Ani Yudhoyono dan sejumlah menteri ke Ambon dalam rangka kunjungan dua hari untuk meresmikan berbagai proyek pembangunan. Para menteri yang mendampingi presiden antara lain Menkopolhukam Widodo AS selaku Menteri Dalam Negeri Ad Interim, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, Menteri Perhubungan Jusman Djamal, Menteri Keluatan dan Perikanan Freddy Numberi, dan Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi.
Cuaca buruk akibat hujan dan angin kencang sempat membuat jadwal pendaratan pesawat yang ditumpangi presiden mundur beberapa menit. Pesawat Boeing 737-500 Garuda Indonesia yang ditumpangi presiden harus berputar-putar di atas Kota Ambon sekitar 25 menit, hingga akhirnya mendarat mulus di Bandara Pattimura, Ambon.
Dengan menggunakan mobil kepresidenan, Yudhoyono dengan rombongan sekitar satu jam menuju Ambon untuk meresmikan pasar ikan higienis di Tantui. Namun dalam perjalannya, banjir di sejumlah titik seperti di Desa Hunuth dan Desa Paso menggenani ruas jalan yang dilalui presiden. Sebelumnya, terjadi pohon tumbang akibat derasnya hujan disertai angin kencang hingga menghalangi badan jalan. Namun, pohon yang tumbang cepat ditangani aparat TNI bersama masyarakat.
Selain meresmikan pasar ikan higienis di Tantui, di tempat yang sama Yudhoyono juga meresmikan secara sombolis gedung Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (F-MIPA) Universitas Pattimura Ambon serta industri nelayan terpadu, Benjina, Kabupaten Kepulauan Aru. Dalam kesempatan itu, Yudhoyono melakukan temu wicara melalui telcomfrence dengan 200 kelompok nelayan di Kepulauan Aru yang diberi bantuan motor penangkap ikan. Dalam temu wicara, salah satu nelayan Badu Gutan Jalei meminta agar presiden juga memperhatikan bidang sosial dan ekonomi masyarakat lainnya seperti masalah pendidikan, kesehatan dan kehutanan. Nelayan dari Desa Jambu Air ini mengaku, dia dan kelompok nelayannya sangat terbantu dengan bantuan motor penangkap ikan yang diberikan presiden melalui Departemen Kelautan dan Perikanan.
“Harapan kami, bapak juga bisa memperhatikan bidang lain selain nelayan,” kata Jalei kepada presiden.
Yudhoyono mengakui, memang masih banyak persoalan kemasyarakatan yang mesti diperhatikan oleh pemerintah. “Namun masih ada daerah lain juga yang harus diperhatikan. Semoga masalah-masalah yang ada bisa ditangani secara bertahap,” harap Yudhoyono.
Pada hari kedua kunjungannya, Yudhoyono akan menghadiri acara peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-14 yang tahun ini dipusatkan di Kota Ambon. Harganas juga bakal dihadiri sejumlah kepala daerah di Indonesia.
Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numbery yang ditemui wartawan di Ambon mengatakan, Provinsi Maluku mulai tahun 2007 memperoleh tambahan dana dari Departemen Kelautan dan Perikanan sebesar Rp.150 miliar. Numbery mengatakan, Maluku merupakan salah satu fokus pengembangan perikanan untuk revitalisasi sektor perikanan. Diharapannya, pengucuran dana tambahan yang disalurkan langsung ke kabupaten, kota dan provinsi itu dapat membantu percepatan ekonomi Maluku agar bisa bangkit melalui pengelolaan sumber daya kelautannya.
“Kita harus menjadi tuan di laut sendiri. Maluku ini kaya dengan potensi lautnya dan harus dikembangkan,” tegas Numberi.
Selain menyalurkan dana tambahan di bidang kelautan dan perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan juga memberi bantuan langsung kepada nelayan di Maluku. Salah satunya, bantuan 200 kapal ukuran 1,5 groos ton untuk 200 kelompok nelayan di Kabupaten Kepulauan Aru berupa
Sementara itu, demonstrasi aktivis lingkungan saat Yudhoyono melintas di jalan desa Lateri Kecamatan Baguala Ambon, dua penerima kalpataru di Maluku masing-masing Dominggus Lodwik Sinanu dan Eliza Kissya mengangkat kalpataru dengan posisi terbalik ketika SBY melintas di lokasi para aktivis lingkungan ini berunjuk rasa. Presiden Yudhoyono sempat menurunkan kaca mobil keprsidenan dan melihat aksi para pengunjuk rasa.
Menurut Sinanu dan Kissya, kalpataru sengaja diangkat terbalik sebagai simbol untuk menunjukkan bahwa penghargaan tertinggi lingkungan hidup di Indonesia itu tidak lagi dihargai di Maluku akibat terjadi kerusakan dan pencemaran lingkungan. Salah satu dampak pembangunan yang merusak lingkungan saat ini paling dirasakan salah satunya, puluhan nelayan Lateri tidak bisa lagi melaut akibat luberan dan sendimentasi lumpur merusak hutan mangrove dan pesisir pantai, tempat para nelayan tradisional ini menangkap ikan. Sendimentasi lumpur disebabkan proyek pembangunan perumahan Lateri Indah di Bukit Lateri yang setiap terjadi hujan membawa lumpur merah dari tempat pembangunan perumahan ini ke laut melalui tiga batang sungai.
“Jika masalah ini tidak diselesaikan, sebaiknya kalpataru saya kembalikan ke negara. Masalah ini sudah terjadi sejak tahun 2004 namun tidak pernah disikapi secara serius oleh pemerintah daerah,” tandas Sinanu, perintis hutan mangrove Lateri yang mengantarkannya memperoleh kalpataru. (blasteran elhau) | |
|