IAIN Ambon Gagas Kerjasama Internasional
Dari Tanah Melayu Melawat ke Kampus Hijau
Prof DR Muda, Ismail Abdulrahman dan Prof Madya Jafari, dua guru besar dari Universitas Kebangsaan Malaysia resmi melawat ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon. Lawatan itu menjawab impian civitas untuk membangun kampus berjulukan hijau ini sebagai benteng pertama studi pengembangan Islam di Maluku.
Pagi itu, Jumat 27 Maret, susana di kampus IAIN Ambon nampak sepih dari aktivitas mahasiswa, hanya beberapa pegawai telihat berdiri di depan gedung rektorat yang terletak di seberang jalan ruang kuliah Fakultas Dakwah dan Ushuluddin.
Selepas kuliah, sejumlah mahasiswa menuju ke Aula tempat digelarnya dialong terbatas berkelas internasional dengan mengusung tema Agama dan Budaya Indonesia-Malaysia.
Civitas akademika pun tidak menyiayiakan kesempatan emas dalam dialog terbatas yang mengahadirkan dua guru besar dari Jurusan Ilmu Perbandingan Agama Universitas Kebangsaan Malaysia yang hadir sebagai tamu internasional pertama paska kepemimpinan Prof Dr Dedi Djubaidi sebagai Rektor.
Ismail Ab Rahman menjelaskan, tahun 2000 lalu, Fakultas Agama Islam Universitas Kebangsaan pernah menyurati ke departemen luar negeri Indonesia untuk melakukan kunjungan ke Kampus IAIN Ambon. Namun lawatan sekaligus rencana kerjasama dengan kampus IAIN itu tidak direspon. Alasannya, saat itu daerah ini masih dilanda konflik horisontal.
Nah, kata dia, rencana membangun kerjasama dengan IAIN baru terwujud pada tahun 2009 ini. "Saat itu kami mendapat balasan surat bahwa Kota Ambon saat itu masih dilanda kerusuhan, Namun Alhamdulillah niat tersebut kini telah terwujud " ungkap Ismail.
Kedua guru besar itu, dalam lawatannya, menawarkan kerjasama multi aspek antara IAIN Ambon dengan Universitas Kebangsaan. Gagasan kerjasama itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas akademik dan menjaga hubungan bilateral antara kampus Indonesia dan Malaysia. Salah satu bentuk kerjasama yang tertuang dalam Momerandum of Understanding (MoU) adalah rumusan seminar internasional Indonesia-Malaysia yang akan dilangsungkan di Malaysia, Oktober mendatang.
Selaku tuan rumah penyelengara seminar pihaknya berharap IAIN Ambon akan mengikutkan delegasinya menghadiri seminar antar perguruan tinggi di Asia Tenggara (Asean) itu. "Delegasi dari IAIN Ambon akan mempresentasi materi dalam seminar internasional itu" ungkap Ismail.
Beberapa butir kesepakatan yang ditawarkan dalam kunjungan sehari ini yaitu pertukaran mahasiswa dan dosen antara IAIN dengan Universitas Kebangsaan. Ruang untuk mengambil studi maupun penelitian akademik antara kedua kampus telah terbuka lebar, artinya tenaga pengajar di IAIN bisa memilih Universitas Kebangsaan Malaysia sebagai pusat studi magister.
Selain dosen mahasiswa IAIN juga diberi kesempatan untuk menimbah ilmu dalam program pertukaran mahasiswa antara perguruan tinggi. "Sebaliknya saya juga menginginkan agar para dosen di Univesitas Kebangsaan dapat melakukan penelitian akademik yang bernuansa Islami di IAIN Ambon," jelas Ismail.
Ditengah globalisasi IAIN Ambon akan menjadi icon dan benteng pertama bagi pusat pengembangan studi keislaman di Maluku.
Mahasiswa diharapkan mampu mengaktualisasikan ilmu di tengah kehidupan masyarakat sehingga nilai-nilai keislaman yang dikantongi selama menimba ilmu dapat diaplikasi melalui pengembangan diri secara individu maupun kolektif.
Rektor IAIN Ambon, Prof DR Dedi Djubaidi dalam sambutannya, mengaku menyambut positif kunjungan dua guru besar dari Universitas Kebangsaan. Menurut dia, selama ini, belum ada lawatan serupa yang bernuansa akademik ke kampus IAIN Ambon. "Kehadiran dua guru besar dari negeri tetangga ini membuat dinamika akademik di IAIN semakin bergairah, motivasi kampus yang tertuang dalam visi dan misi pengembangan program diharapkan akan tearah sesuai dengan target akademika," jelasnya.
Dedi menjelaskan, ada tiga hal mendasar yang menjadi penunjang memajukan IAIN, masing-masing program yang mengunakan skala prioritas, kualitas kegiatan dalam mengimplementasi program dan efektitas realisasi program yang digulirkan di IAIN Ambon. "Jika ketiga hal ini dilakukan maka Insya Allah kampus ini akan semakin berkembang," tutur Dedi.
Dalam acara penandatangan kesepakatan kerja sama ini juga turut dihadiri Pembantu Rektor (PR) I IAIN Ambon, Hasbullah Toisuta, PR II , Moh Yamin Rumra, PR III. Samsudin Nur dan PR IV IAIN Ambon, Ismail Rumadan. Dekan di III Fakultas Dakwa Ushukudin, Syariah dan Tarbiyah, serta sejumlah dosen dan staf pengajar.
Wed Apr 01, 2009 3:19 pm
