Dendam Haria Porto Kembali Membara
Sumber Mata Air Merenggut Nyawa
BENTROK antar warga Desa Porto dan Desa Haria, Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah, kembali pecah. Bahkan kali ini aksi penyerangan antar kedua kelompok warga bertetangga ini makin nekat. Puluhan bom sejak Rabu malam 2 Desember sejak pukul 21.52 WIT hingga Kamis 1 Desember terdengar disertai bunyi tembakan, membuat situasi keamanan di kedua desa ini mencekam.
Dilaporkan sebanyak enam rumah di Desa Haria terbakar, dan dua warga Desa Porto tewas, yakni Busu Takaria terkena serpihan bom dan Yopi Ayal tertembak di kepala. Satu korban lainnya yakni Ely Lopulalan juga mengalami luka serius akibat terkena serpihan bom.
Kabarnya Busu Takaria yang terkena serpihan bom, sebelumnya akan di evakuasi ke Ambon, namun karena terlambat menunggu speed boat satu-satunya di Desa Porto yang mengantar korban lainnya Elly Lopulalan kembali dari Desa Tulehu, sekira pukul 04.30 WIT Busu Takaria meninggal dunia
Sedangkan rumah yang terbakar di Desa Haria yakni dua rumah diantaranya berada di kompleks gunung Karbou, dan empat rumah berada di Tana Rata atau kawasan pelabuhan speed boat. Informasi yang dihimpun menyebutkan Tower Telkomsel juga terbakar dalam peristiwa kemarin.
Kemudian sekira pukul 10.00 WIT juga terjadi penembakan, yang dikabarkan dilakukan dari arah Desa Porto ke tanah rata dekat baileo Haria. Akibat kejadian tersebut dua masyarakat Haria terkena tembakan antara lain Risat Pelamonia (19) mengenai paha kanan dan Faldo Manuhuttu (19) mengenai tangan kiri, hingga berita ini naik cetak, kedua-dua-nya sementara ditangani tim medis di Desa Haria.
Informasi yang diperoleh menyebutkan, aksi kemarin merupakan dendam pada peristiwa sebelumnya yang mengakibatkan satu warga Desa Haria atas nama, Yunus Latupeirissa (27) berprofesi sebagai tukang ojek tewas setelah mendapat perawatan di RSU Tulehu dan kemudian dirujuk ke RSUD Dr. Haulussy, karena mengalami luka tembak pada pelipis kiri tembus samping belakang bagian kiri.
Padahal sebelumnya, direncanakan, tokoh masyarakat dari kedua desa akan dipertemukan untuk membicarakan solusi perdamaian bertempat di Polres Pulau Ambon dan PP Lease, kemarin. Namun akhirnya dibatalkan karena saling serang antar kedua desa berlanjut. Ini membuat Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease AKBP Soeharwiyono langsung ke TKP.
Pantauan di Polres Ambon, sebagian besar tokoh masyarakat dari Desa Porto telah hadir, tapi ternyata hingga waktu yang ditentukan tokoh masyarakat dari Desa Haria tidak tampak, membuat pertemuan yang diharapkan bisa menemukan solusi perdamaian ini batal dilakukan.
TAMBAH PASUKAN
Sementara itu untuk melakukan pengamanan di kedua desa Polda Maluku akhirnya menambah pasukan ke perbatasan Desa Porto - Haria, Pulau Saparua, Kabupaten Maluku Tengah.
Kabid Humas Polda Maluku, AKBP Johanis Huwae, sat dikonfirmasi mengatakan penambahan pasukan itu dilakukan karena bentrok antara warga Desa Porto dan Desa Haria makin meningkat. Aparat yang sebelumnya sudah berada di TKP, saat terjadi bentrok sebelumnya mengalami kesulitan, apalagi penyerangan warga teleh menggunakan bahan peledak dan senjata api. “Jadi pasukan ditambah ke sana, untuk mem beck-up pasukan sebelumnya,” ujar Huwae.
Mengenai penyebab hinngga kembali terjadi bentrokan antar warga, Huwae juga mengaku tidak mengetahui secara pasti. Namun kata juru bicara Polda Maluku itu, berbagai cara telah ditempuh mendamaikan yang difasilitasi Pemerintah Provinsi Maluku, Pemkab Maluku Tengah, Polisi, Majelis Pekerja Lengkap Sinode Gereja Protestan Maluku, sejak bentrok sebelumnya namun peristiwa bentrokan terus berlanjut.
Sementara itu hingga tadi malam, situasi keamanan di kedua desa masih mencekam, bunyi ledakan bom dan tembakan, sesekali terdengar